Ini yang sesungguhnya terjadi di Yerusalem. Sebuah penggalan tentang situasi di Yerusalem. Ketegangan antara palestina, apa yang memulainya, pemicunya, pandangan dari kedua belah pihak hingga akhirnya mereka sendiri terjebak. Buku yang diterbitkan tahun 2006, memang sudah cukup lama. Membuat saya semakin bertanya-tanya, situasi mengerikan apa lagi yang terjadi kali ini? Apa yang aku baca adalah gambaran tahun 2006, lalu sekarang 2018?
(Sumber foto dari amazon.com)
Penuturan dalam buku ini begitu jujur, bagaimana seorang wartawan yang merupakan istri dari pengurus PBB memaparkan apa yang ia rasakan selama berada di tengah tengah wilayah pendudukan sampai terror bom bunuh diri. Aku merinding.
Siapa yang membenci Yahudi? Sebenarnya siapa yang membenci umat Islam dan Kristiani? Mereka hanyalah “mereka yang tidak punya nurani.” Hingga dendam akan terus terpendam sampai akhir. Satu korban menghasilkan emosi lain yang menimbulkan korban lain. Begitu seterusnya. Semuanya terjebak oleh situasi.
Ada seorang ibu yang tengah mengandung 8 bulan, terkena gas air mata dan tertahan di pos penjagaan hingga bayinya tidak terselamatkan. Atau seorang yang tidak bisa bebas mengantar anaknya ke sekolah karena takut mendapat terror, atau mereka yang kehilangan pemukiman dan tidak dapat mengolah ladang zaitunnya karena takut ditembaki. Pertumpahan darah, kebencian dari tiap sisi. Tuhan, ini kisah nyata, bukan fiksi.
Kegagalan penuh media yang tidak mengungkapkan seluruhnya. Banyak hal menjadi resiko saat kau mengatakan warga palestina yang dirugikan, bahkan diceritakan bahwa nyawa warga palestina lebih murah daripada Israel. Terbukti saat media mengungkapkan “Masa tenang gagal usai ada bom bunuh diri.” Apa yang disebut dengan masa tenang itu? bahkan masa tenang karena Israel tidak mendapat korban sementara selam waktu yang disebut masa tenang itu terhitung warga palestina 9 orang tewas, 77 orang luka dan 116 keluarga menjadi tunawisma. Tenang bagi mereka sementara bulldozer terus meratakan rumah-rumah pemukiman?
Ah, gila. Membaca buku ini sungguh buat aku tidak percaya. Dan merasa malu karena tidak bisa apa-apa. Aku akan sangat malu dan hina jika mengeluh. Percayalah, kehidupanmu, seberapapun kau pikir adalah orang paling menderita di dunia, jauh lebih baik daripada kehidupan menderita orang-orang saat langit dipenuhi oleh meriam.
Rosi Risalah
Buku ini saya dapat di jalan dewi sartika Bandung tempat banyak lapak buku bekas gitu dengan harga yang cuman 25k dan bukunya Ori. 600 lembaran. plis 🙁 bikin merinding buku teh.