Judul Buku : Soeka Doeka di Djawa Tempo Doeloe
Penulis : Oliver Johannes Raap
Cetakan : Ketiga, Mei 2017
Penerbit : KPG (Kepustakaan Populer Gramedia)
Tebal dan Lebar : xxvii + 176 hlm.; 19 cm x 24 cm
ISBN : 978-602-424-363-0
Sinopsis:
Mempelajari kebudayaan masa lalu tidak harus berkutat di perpustakaan ditemani buku-buku tebal berdebu. Kartu pos bisa mengenalkan kekayaan tradisi masa silam dengan cara yang ringan dan menyenangkan. Kartu pos yang terbuat dari foto-foto menarik di masanya merekam sejarah-sejarah kecil yang kerap dianggap remeh-temeh. Di antaranya sebut saja busana pengantin, perhiasan yang dipakai, kesenian yang sekarang sudah punah, permainan tradisional yang hampir terlupakan, hingga tata cara pemakaman yang sudah tidak dilakukan lagi di zaman modern ini. Olivier Johannes Raap, kolektor ribuan benda antik di Indonesia, bersama 140 lebih koleksi kartu posnya, diertai penjelasan-penjelasan informatif, mengajak pembaca buku ini kembali ke satu abad silam untuk menyaksikan suka duka di Jawa tempo dulu.
****
Soeka Doeka di Djawa Tempo Doeloe merupakan buku yang berisi kumpulan kartu pos dengan foto-foto kehidupan masyarakat Jawa pada tahun 1900-an. Buku ini merupakan salah satu dari kumpulan buku yang dibuat oleh Oliver Johannes Raap dengan tema “Djawa Tempo Doeloe”, judul buku diantaranya adalah Pekerdja di Djawa Tempo Doeloe, Soeka Doeka di Djawa Tempo Doeloe, Kota di Djawa Tempo Doelo dan yang terakhir adalah Sapoer Oeap di Djawa Tempo Doeloe.
Membaca buku ini seolah melompat jauh dan melihat realitas sosial masyarakat Jawa pada masa silam. Kebudayaan di Indonesia, khususnya Jawa sungguh banyak dan mungkin sudah terlupakan oleh sebagian anak muda zaman sekarang. Dari buku ini, data yang dikumpulkan oleh Oliver J. Raap memberikan gambaran kehidupan masyarakat Jawa dahulu. Gambar yang apik seperti menjelajahi museum hanya dengan membaca satu buku saja.
Foto-foto yang diterbitkan di kartu pos nyatanya dapat menjadi bukti sejarah bagaimana realitas keadaan masyarakat Jawa saat itu. Banyak foto yang dipotret oleh Kassian Cephas sebagai fotograper resmi Keraton Jogja saat itu, dan fotograper asing karena mungkin saat itu pemilik kamera tidak banyak dari pribumi. Foto eksotik di studio maupun di lapangan langsung merupakan gambaran kehidupan Jawa yang tidak dapat terbantahkan. Buku ini cocok dibaca oleh berbagai kalangan yang ingin mengetahui sejarah.
“Kemunculan fotografi membuktikan pencapaian visual yang tak terbantahkan, bagaimana imaji tercipta setelah melalui proses panjang, dari Aristoteles hingga Daguerre dan dari kamera Obscura ke analog sampai ke era digital. Proses transformasi tersebut mengubah sistem nilai perekaman gambar kontemporer. Kode-kode visual maupun teks yang mewujud pada selembar kertas menjelma menjadi transformasi estetis, gambar (foto) berikut teks melesat ke abad modern di mana nilai-nilai yang terkandung saat itu menjadi interpretatif sifatnya.” Ujar Cahyadi Dewanto sebagai pengamat fotografi Kassian Cephas dalam epilog buku ini.
Kartu pos menjadi “agen” makna dan memberikan berjuta cerita dari gambarannya. Melompati sejarah tidak melulu dari teks, alternatif melihat kartu pos beserta tahun terbitnya juga mengetahui informasi di balik gambar itu menjadi salah satu cara menyelami sejarah tanpa perlu merasa bosan. Jadi, selami sejarah barangkali terdapat banyak makna tak terkira yang akan ditemukan.
Rosi Risalah Prajabnasti
Buku dapat dipinjam dari perpustakaan FISIP UNSIL