Judul : #mcrgknskl
Mencurigai Diri Menaklukan Masa Muda
Mencurigai Diri Mengokohkan Masa Depan
Penulis : Salim A. Fillah & Zaky A. Rivai
Penerbit : Pro-U Media
Tahun : 2018
Tebal : 308 hlm
Sinopsis
Tak ada yang lebih berhak dicurigai selain Nurani kita sendiri. Apakah ia masih sedih atas niat maksiat yang tak tersempat, atau gembiranya ketika melakukan dosa mengalahkan sesal yang seharusnya ada?
Tak ada yang lebih pantas dicurigai selain hati kita sendiri. Apakah ketika berbuat kebajikan ia telah jujur meniatkannya untuk Rabb semesta alam? Apakah ia lebih bersemangat saat dilihat dan dipuji disbanding kala sunyi dan sendiri?
Tak ada yang lebih patut dicurigai selain jiwa kita sendiri. Apakah ia lebih suka dikotori, diisi sangka buruk, khayalan nista, pikiran keji dan sayatan dengki disbanding disucikan dengan istighfar, dzikir dan syukur karunia.
Tak ada yang lebih harus dicurigai selain mulut kita sendiri. Berapa banyakkah kebohongan, fitnah, ghibah, namimah, rafats, kesombongan, olok-olok, dan kefasikan yang telah dikhazanahinya?
Taka da yang lebih perlu dicurigai selain tangan dan kaki kita sendiri. Apakah keduanya beserta kulit-kulitnya ketika nanti di Yaumil Hisab bicara dan bersaksi, akan menjadikan malu dan menenggalkan kita dalam keringat dingin yang menggucur dari badan sendiri?
Taka da yang lebih wajib dicurigai dibanding diri ini, karena kita memang #mncrgknskl.
***
Jangan-jangan… diri ini memang mencurigakan!!! Aku termenung sejenak sehabis membaca buku keren dengan judul mencurigakan ini. Penyampaiannya lugas dan seluruh konten buku ini benar-benar berisi. Dituturkan oleh dua orang da’i yang menuliskan inspirasi islami. Membaca buku ini benar-benar seperti menyiram iman di dalam hati. Sebuah buku dengan tujuan bahwa anak muda harus pandai menemukan jati diri.
Di tengah quarter life crisis yang biasanya menghampiri para kaum pemuda-pemudi zaman ini, menurutku buku ini salah satu jawaban yang dituturkan dengan bahasa ringan namun menampar. Disusun dalam dua segmen, (1) Mencurigai Diri Menaklukan Masa Muda dan (2) Mencurigai Diri Mengokohkan Masa Depan. Diawali dengan menjelaskan posisi pemuda dalam Islam, penjelasan pemuda unggul hingga fakta pemuda di lapangan yang terkadang memprihatinkan sungguh menggelitik dan membuat pikiran terbuka. Ya, pemuda kok lemah lesu sih! Bab 1 yang dituturkan oleh Zaky A. Rivai terdiri dari lima bagian, diawali dengan penjelasan tentang pemuda, bagaimana seharusnya pemuda menjalani masa muda hingga diakhiri dengan penutup penjelasan visi misi pemuda sebagai kebanggaan Allah dan Rasulnya.
Bab 2 selanjutnya, dituturkan oleh gurunda bersuara halus Ustad Salim A. Fillah berjudul Mencurigai Diri Mengokohkan Masa Depan, jauh lebih membahas bagaima masa dewasa itu harus dipersiapkan dan dilakukan. Hadapi bukan malah lari! Tentang posisi sebagai hamba yang berkiprah menuju Jannah. Bagian ini lebih membahas bagaimana menjadi dewasa itu baik dari finansial, emosi-mental, pernikahan dan kontribusi di masyarakat.
Buku ini, benar-benar worth it untuk dibaca. Gaya bahasa penuturnya menyenangkan dan mengalir. Banyak referensi dan ilmu baru yang di dapat usai membaca buku ini. Terlebih mindset baru, tentang bagaimana seharusnya kita sebagai makluk berstatus ‘muda’ memposisikan diri sebagai sebaik-baiknya hamba. So, jangan mau nunggu tua untuk taat! Karena masa muda, sungguh lebih berharga saat kau tidak bisa menjalaninya lagi.

Beberapa kutipan yang aku suka dalam buku ini:
“Nafsu itu membuat seorang raja seketika menjadi budak. Sedangkan sabar, membuat seorang budak seketika menjadi raja.” Ini adalah untaian nasihan dari Syaikh Nawawi Al-Bantani dalam kitabnya Nasha’ihul Ibad. (Hlm. 66)
“Masa Depan adalah hal yang paling gelap dari kehidupan manusia. Ia rahasia, tertabir, tak bercelah, dan tak dapat diintip. Tak ada ramalan yang terjamin. Tak ada perkiraan yang pasti. Taka da yang dapat menebak di bagian bumi mana ia akan mati. Dan bahkan, dia takt ahu apa yang akan dikerjakannya esok hari.
Masa depan adalah hal yang sangat mencurigakan sekali bagi setiap pribadi. Namun, orang-orang beriman mengerti, ketidaktahuan akan masa depan itulah yang membuat mereka melanjutkan hidup. Mereka berprasangka terbaik, berdoa mengharap yang terbaik, mengupayakan yang terbaik, dan memasrahkan urusannya pada Yang Maha Baik dengan tawakkal terbaik.” (Hlm. 188)
“Hiduplah dalam yakin pada Allah meski diragukan manusia, serta dalam keadaan tetap bekerja meski pekerjaan tidak tetap.” (Hlm. 246)

So guys, yuk optimalkan waktu semasa kita muda. Jadilah bermanfaat bagi diri sendiri, agama dan sekitar. Karena sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi manusia yang lainnya. Jangan lupa baca bukunya ya! Dijamin, pemikiranmu bakal rubah dan menambah semangat untuk bisa terus berkarya.
Salam
Rosi Risalah
Wah mencurigakan untuk dibaca nih buku. Hehe.