Ada sebuah kisah tentang teman, yang membuat aku benar-benar jengkel. Setiap bertemu dengannya aku hanya perlu “bermuka dua” dengan tersenyum manis dan bersikap biasa. Namun memang aku pengecut, kritik tak pernah terucap untuk sadarkan dirinya.
Aku kadang berpikir, buat apa selalu mengingat keburukannya? Toh, dia masih seorang manusia yang pastinya memiliki sisi baik. Aku sungguh brilian, dapat diam dan menjaga hatinya agar tidak terluka (aku mencoba tidak menganggap dia penting).
Namun, rasa-rasanya dia tidak pernah peka dan menganggap aku seenaknya. Benar kata seseorang yang berkata “Merasa tidak enakan kepada oranglain hanya membuatnya seenaknya kepadamu.”
Hidup ini berat.
Aku tahu.
Dan terlibat dengan orang-orang seperti itu terkadang membuat aku tertekan. Tabiatnya yang sombong membuat aku ingin membuang seluruh ingatan tentangnya (ini lebay banget). Tapi serius, aku merasakan kekesalan yang luar biasa.
Tak ayal, sekalinya aku berbuat buruk padanya dia membenciku dengan gambang. Dia membuat aku seolah-olah orang asing (menganggap aku menjadi manusia paling salah sedunia). Entah.
Mungkin sifat manusia memang unik.
Seberapa kerasnya kita menjaga, justru dia yang membuat kita terluka. Benar-benar super sekali.
Terimakasih, kawan.
Keburukanku, akan selalu kau kenang.
06-03-2017