Artikel

Stop Bullying Verbal!

Bullying Verbal

“Kamu gendutan ya?”

“Eh, kamu iteman ih!”

“Wah, kurus sekali!”

“Eh si pendek!”

merupakan beberapa sapaan yang sering terdengar saat bertemu kembali dengan orang yang sudah dikenali. Apakah kita sering menyapa seseorang dari perubahan fisiknya? Hati-hati, jika si penerima merasa tidak enak artinya tanpa sadar Anda sudah melakukan bullying verbal.

Dikutip dari website Generasi Indonesia Anti-Bullying, “Bullying verbal adalah segala bentuk bullying yang mengandalkan penggunaan kata-kata atau bahasa untuk menyerang target. Contoh bullying verbal antara lain menghina, mengejek, mencemooh atau menyindir seseorang. Penampilan fisik, orientasi seksual, gender dan ras adalah contoh hal-hal yang paling sering dijadikan bahan ejekan atau serangan verbal.”

Apa yang menurut kita hal umum dan bercanda bisa begitu menyakitkan bagi seseorang. Untuk itu lebih baik berhati-hati dan berkata baik secara langsung ataupun lewat media sosial. Bahasa merupakan senjata paling ampuh untuk mempererat atau memperburuk keadaan. Jangan menggunakan fisik atau tampilan yang dianugerahkan Tuhan secara berbeda-beda untuk dipermainkan, atau dicemooh.

Hal ini pun berlaku pada perilaku seseorang, jika ingin menasehati hendaknya berilah waktu yang tepat dan tidak di tempat banyak orang. Jika mengkritik, walaupun dengan keinginan untuk membangun, jika dilakukan di waktu yang tak tepat dan di tempat banyak orang dapat saja diartikan sebagai menghina. Oleh karena itu, menjaga perilaku khususnya bahasa verbal menjadi suatu hal yang penting.

STOP Bullying verbal, karena tanpa sadar hal ini dapat sering kita lakukan.

Rosi Risalah

Please follow and like us:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.