
rosirisalah.com – Temen-temen pernah mendengar yang Namanya .. (kayak double main chara gitu) gak? Rasanya aku sering banget menemukan tokoh hero dalam satu cerita yang punya sahabat atau partner seperjuangan. Misalnya ya pas aku kecil tuh, ada kartun Tsubasa dan Misaki sebagai pasangan emas dari tim Nankatsu. Haha, hapal banget nih gimana kalau detik-detik terakhir mau nge gol-in pasti slow motion dan lambat banget. Tapi akhirnya mereka menang! Melawan kapten wakabayasi (apa ini).
Atau, ada Naruto dan Sasuke. Walaupun dari awal cerita mereka sahabatan, terus musuhan, dan terakhirnya gelud (?) sampai tangan masing-masing putus tuh, mereka toh jadi sahabat lagi gitu. Masing-masing punya peran satu sama lain untuk saling memotivasi. Nantinya Naruto jadi hokage dan Sasuke jadi tangan kananya hokage yang diidolain Boruto (?) dan patroli keliling dunia dalam rangka membantu hokage. Ya gitu pokoknya.
Atau ada juga kisahnya Kirito dan Eugeo di Sword Art Online Alicezation itu. Pas episode terakhir kan Eugeo mengorbankan dirinya jadi pedang buat dipakai kirito melawan musuhnya, siapa deh itu aku lupa lagi. Pokoknya soundtrack dan scenenya sedih banget itu. Tapi intinya, dalam banyak kisah, kita pasti pernah mendengar partner atau sahabat yang always support main role gitu kan ya? Ada aja orang kayak gini di kisah-kisah, dan bahkan di dunia nyata.
Dan kali ini aku mau sharing tentang sosok itu dalam awal perkembangan dakwah Rasulullah SAW. Siapa beliau? Yakni adalah salah satu sahabatnya yang istimewa, Abu Bakar Ash Shiddiq. Nama asli beliau adalah Abdullah bin Utsman, dan dijuluki sebagai Ash Shiddiq. Abu Bakar radhiyalaahu ‘anhu diberi gelar ash-Shidiq karena selalu sesuai keadaan sebenarnya dan cintanya kepada Rasulullah saw. Saat Rasulullah Isra Mi’raj, banyak orang membicarakannya dan tidak percaya. Akan tetapi saat itupun Abu Bakar membenarkan Rasulullah tanpa ragu, karena keimanannya.
“Apa engkau percaya bahwa ia pergi ke Baitul Maqdis dalam satu malam dan kembali sebelum pagi hari?” tanya mereka.
Abu Bakar menjawab, “Ya. Bahkan aku membenarkan yang lebih jauh dari itu. Aku membenarkannya ketika dia menyampaikan berita dari langit (yang turun padanya) di pagi dan sore hari.”
MasyaAllah!
Abu Bakar adalah salah satu laki-laki pertama yang beriman kepada Rasulullah, bahkan pada hari itu juga membawa beberapa tokoh besar sahabat mulia untuk masuk Islam. Thalhah, Zubair, Utsman dan Abdurrahman bin Auf itu berislam berkat wasilah Abu Bakar.
Inilah orang yang kapanpun Rasulullah saw sedang dipukuli di muka umum langsung datang dan membela Rasulullah saw, walaupun secara fisik beliau tidak begitu kuat. Pernah suatu waktu, beliau ikut dipukuli sampai pingsan. Dipukuli begitu parah sampai ibunya sendiri yang melihat kondisi beliau tidak mengenali wajah anaknya karena babak belur. Namun coba tebak apa yang ditanyakan Abu Bakar begitu ia sadar? Ia tidak peduli pada kondisi dirinya sendiri dan bertanya:
“Di mana Rasulullah? Aku ingin melihat Rasulullah. Aku ingin pergi ke Darul Arqam. Aku ingin bertemu Rasulullah untuk memastikan beliau baik-baik saja.”
MasyaAllah!
Ohiya, diclaimer, tulisan ini dikutip dari beberapa sumber yang salah satunya adalah tayangan Superstar Series oleh Ustad Omar Suleiman dalam Qur’an Weekly. Temen-temen yang belum nonton bisa cus nonton ke sana juga!
Mari kita lanjutkan!
Abu Bakar adalah sosok yang sangat istimewa dan penuh cinta kepada sahabatnya, Rasulullah. Abu Bakar adalah orang yang pergi bersama Rasulullah saw dalam hijrah dari Mekah ke Madinah. Fyi, Rasulullah saw saat itu bukan hanya orang yang paling dicari di Mekah, namun the world most wanted yang ditargetkan seluruh dunia untuk diburu. Jelas perjalanan ini berbahaya.
“Aku ingin engkau menemaniku di perjalanan ini.” kata Rasulullah saat mendatangi Abu Bakar.
Tentu ini bukan sembarang perjalanan dimana mereka akan naik limosin dan dikawal dengan aman. Ini adalah perjalanan dimana mereka menjadi sasaran pembunuhan. Namun, Abu Bakar radhiyallahu ‘anhu langsung memeluk Rasulullah dan menangis karena sangat bahagia.
“Al-suhbaa, ya Rasulullah! Aku bisa menjadi teman perjalanananmu, Ya Rasulullah!” Abu Bakar sama sekali tidak khawatir dan begitu bahagia karena dirinya dipercaya untuk menemani sang sahabat. Sungguh the real partner!
Kata Bunda Aisyah,”Saya tahu orang bisa menangis karena bahagia, tapi saya tidak pernah benar-benar paham sampai saya melihat Ayah saya hari itu.”
Masya Allah, begitu bahagianya Abu Bakar karena bersama Rasulullah shallallahu wa alaisalam.
Bahkan terdapat momen yang tentu tidak akan dapat dilupakan oleh Abu Bakar sebagai momen terbaik baginya. Momen kekhawatiran, ketakutan namun juga terbaik. Yakni dalam perjalanan saat itu, saat mereka sedang bersembunyi di gua. Abu Bakar melihat kalajengking memasuki lubang ke dalam gua saat Rasulullah tengah tertidur. Saat itu, Abu Bakar menempatkan kakinya di lubang gua tersebut dan membiarkan kalejengking itu merayap dan menyengat kakinya! Meskipun kakinya disengat kalajengking, beliau tidak ingin membangunkan Rasulullah. Abu Bakar sama sekali tidak bergeming dan menahan sakitnya. Namun, air matanya itu jatuh mengenai Rasulullah, dan membuat Rasulullah terbangun. MasyaAllah, sebegitu cintanya Abu Bakar kepada Rasulullah.
Saat berhasil megislamkan ayahnya pun, Abu Bakar begitu teringat kepada Rasulullah yang sedih karena pamannya Abu Thalib meninggal dalam keadaam belum muslim. Memahami perasaan Sang Nabi yang sangat menginginkan pamannya untuk masuk Islam.
Betapa cintanya Abu Bakar ini tidak bisa diragukan dan luar biasa. Sebuah sahabat sejati yang sama-sama mencintai Allah dan Rasul-Nya. Setelah Rasulullah meninggal, beliau adaah khalifah yang menggantikan Rasulullah sebagai pemimpin umat Islam selama dua tahun. Abu Bakar pun meninggal di usia yang sama dengan Rasulullah, 63 tahun di hari Senin. Dan dikuburkan di sebelah makam Rasulullah.
MasyaAllah, sebuah bukti cinta persahabatan sejati. Teman seperjuangan dalam dakwah. Supporter yang tidak pernah meragukan dan selalu percaya. Bener-bener epic kan, siapa yang naruh bawang disini… huhu
Kata Rasulullah, “Tidak seorang pun yang mempunyai jasa kepada kami melainkan telah kami balas jasanya, kecuali Abu Bakar. Dia mempunyai jasa terhadap kami yang hanya dapat dibalas oleh Allah pada Hari Kiamat kelak. Tidak ada seorang pun yang hartanya bermanfaat bagiku seperti manfaat harta Abu Bakar: Andaikata aku menjadikan seseorang sebagai khalil (orang kesayangan), niscaya aku menjadikan Abu Bakar sebagai khalil. Namun ketahuilah, sesungguhnya sahabat kalian ini (aku) adalah Khalil Allah.”
**
“Jika anda berpikir tentang suatu kebaikan,
maka Abu Bakar sudah pernah melakukannya.”–Ali bin Abi Thalib
MasyaAllah